Alkitab hari ini

PENYESALAN SEHARI BILA MASAK NASI MENJADI BUBUR, PENYESALAN SEBULAN BILA SALAH POTONG RAMBUT, PENYESALAN SETAHUN BILA TIDAK LULUS, PENYESALAN SEUMUR HIDUP BILA SALAH MEMILIH PASANGAN HIDUP, PENYESALAN SELAMANYA BILA SALAH MEMILIH JURUSELAMAT, MAKA JANGALAH PINDAH KE IMAN YANG LAIN SELAIN TUHAN YESUS,..SEMOGA TUHAN SELALU MEMBIMBING KITA SELALU DAN TETAP PADA JALANNYA...TUHAN MEMBERKATI KITA SEMUA..AMIN

Minggu, 08 April 2012

Arti Penting Kebangkitan Kristus



Semua agama, kecuali 4 agama besar, berdasar kepada filsafat. Dari 4 agama besar yang berdasar kepada kepribadian pendirinya, hanya agama Kristen yang menyatakan kubur kosong bagi pendirinya.
Tanpa kebangkitan, iman Kristen tidak mungkin muncul. Murid-murid-Nya hanyalah simbol kekalahan dan kehancuran. Mungkin mereka akan mengingat Yesus sebagai guru terkasih mereka, dan penyaliban hanya akan melenyapkan harapan akan mesias. Salib akan kelihatan menyedihkan dan memalukan sebagai akhir karir Yesus.
Kekristenan mula-mula sangat bergantung kepada kepercayaan murid-murid-Nya bahwa Tuhan telah membangkitkan Yesus dari kematian.

Jika ditanya mengapa kebangkitan Yesus Kristus disebut sebagai bukti diri-Nya adalah Anak Allah?
Jawabnya:

1.  Dia bangkit dengan kuasa-Nya sendiri. Dia mempunyai kuasa untuk memberikan nyawa-Nya dan untuk mengambilnya kembali (Yohanes 10:18). Ini tidak bertentangan dengan pasal lain yang menyatakan Yesus dibangkitkan oleh kuasa Bapa, karena Bapa dan Anak bekerja bersama-sama, seperti halnya penciptaan, tiga pribadi Allah, yaitu: Bapa, Anak dan Roh Kudus bekerja sama secara harmonis.

2. Secara jelas Yesus telah menyatakan bahwa Ia adalah Anak Allah, kebangkitan-Nya dari kematian merupakan materai/persetujuan dari Allah Bapa akan kebenaran pernyataan-Nya. Jika Allah tidak menyetujui pernyataan Yesus sebagai Anak Allah, maka Allah tidak akan membangkitkan Yesus dari kematian.
Kenyataannya Allah membangkitkan Yesus dari kematian, seolah Allah Bapa mengatakan: "Engkaulah Anak-Ku, hari ini Aku menegaskan sejelas-jelasnya."

Khotbah Petrus saat hari Pentakosta juga berdasar kepada Kebangkitan Kristus (Kisah Para Rasul 2:14-40). Tidak sekedar tema khotbah, tetapi menekankan pentingnya kebangkitan. Kalau ajaran kebangkitan dihilangkan, maka semua ajaran kekristenan akan hilang.

Kebangkitan merupakan:
1. Penjelasan kematian Yesus
2. Penggenapan nubuat dalam Perjanjian Lama tentang Mesias
3. Sumber kesaksian murid-murid
4. Alasan pencurahan Roh Kudus
5. Menegaskan posisi Yesus sebagai Mesias dan Raja.

Tanpa kebangkitan, posisi Yesus sebagai Mesias dan Raja tidak akan terjelaskan.
Tanpa kebangkitan, pencurahan Roh Kudus akan meninggalkan misteri yang tidak dapat dijelaskan.
Tanpa kebangkitan, sumber kesaksian murid-murid hilang.

Kebangkitan adalah penggenapan dari nubuat mengenai Mesias yang akan bangkit di dalam Mazmur 16:10, 'tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan.'

Jelaslah bahwa khotbah pertama kekristenan berdasar kepada Yesus yang telah bangkit.

Perjanjian Baru bergaung kepada  fakta Kebangkitan Yesus. Injil-injil mencatat  pernyataan Yesus bahwa Ia akan dikhianati, dibunuh dan bangkit lagi. Mereka menyaksikan  bahwa kubur telah kosong dan Ia menampakkan diri kepada murid-murid-Nya seperti yang telah dikatakan-Nya.

Kisah Para Rasul mencatat Kebangkitan Kristus sebagai fakta dan membuatnya menjadi pusat pengajaran.

Surat-surat dalam Perjanjian Baru dan Kitab Wahyu menjadi tak berarti tanpa kebangkitan Yesus.

Kebangkitan diterima baik oleh:
- Keempat Injil yang terpisah
- Sejarah kekristenan mula-mula (Kisah Para Rasul)
- Surat-surat: Paulus, Petrus, Yohanes, Yudas, dan Surat Ibrani.

Ada banyak kesaksian yang dapat dipercaya. Dan karena Perjanjian Baru adalah kesaksian sejarah yang dapat dipercaya, maka Kebangkitan Kristus adalah fakta obyektif yang dapat dipercaya.

Sejak awal, kekristenan mula-mula secara bersama-sama memberikan kesaksian mengenai kebangkitan Kristus. Ini merupakan dasar pengajaran dan iman gereja dan telah masuk ke dalam literatur Perjanjian Baru. Jika semua pasal yang berhubungan dengan Kebangkitan dihilangkan, maka akan didapatkan Perjanjian Baru yang kacau, yang tidak dapat dijelaskan. Kebangkitan secara kuat masuk ke dalam kehidupan orang Kristen mula-mula. Ini muncul dalam kubur, lukisan-lukisan dinding, muncul dalam himne, dan menjadi tema yang kuat dalam penulisan-penulisan pembelaan iman Kristen pada empat abad pertama.

Jika kebangkitan bukan peristiwa sejarah, maka kuasa kematian tetap tidak dikalahkan; Kematian Kristus menjadi tidak ada artinya, dan umat yang percaya kepada-Nya tetap mati dalam dosa. Keadaannya akan tidak berbeda dengan sebelum mendengar nama-Nya.

Sulit untuk menggambarkan  depresi yang hebat akibat penyaliban Yesus yang  dialami para murid. Mereka tidak memiliki konsep bahwa kebangkitan lebih berarti daripada kematian. Mereka berpikir bahwa Mesias akan memerintah selamanya (Yohanes 12:34). Tanpa percaya kepada kebangkitan Yesus, tidak mungkin para murid percaya kepada Yesus yang hanya mati saja.

Kebangkitan mengubah bencana menjadi kemenangan. Karena Tuhan telah membangkitkan Yesus, maka Yesus secara tegas dinyatakan sebagai Mesias.  Dengan demikian makna penyaliban, oleh karena kebangkitan, kematian yang memalukan itu berubah menjadi kematian yang berperan dalam penyelamatan umat manusia.

Tanpa kebangkitan, maka kematian Yesus hanyalah kutukan Tuhan, tetapi dengan kebangkitan, maka kematian Yesus sekarang dilihat sebagai suatu peristiwa dimana pengampunan dosa umat manusia sudah terjadi.

Tanpa kebangkitan, kekristenan tidak pernah terjadi, para murid hanya melihat Yesus sebagai guru yang baik dan tidak akan pernah percaya bahwa Yesus adalah mesias.

Kebangkitan adalah fakta penting, karena kebangkitan menggenapkan keselamatan kita. Yesus datang untuk menyelamatkan kita dari dosa, dan sebagai akibatnya menyelamatkan kita dari kematian.

Kebangkitan juga membuat perbedaan yang tajam antara Yesus dengan semua pendiri agama. Tulang-tulang dari semua pendiri agama, selain Yesus, masih berada di bumi, tetapi kubur Yesus kosong.

Dampak dari kebangkitan, besar. Hidup menjadi memiliki harapan, kehidupan lebih berkuasa daripada kematian, kehidupan pada akhirnya menang.
Tuhan telah menyentuh kita di sini, Tuhan telah mengalahkan kematian, musuh terakhir kita.

Kebangkitan telah mengubah  hidup para murid sebelum dan sesudah kebangkitan. Sebelum melihat kebangkitan, mereka lari, menyangkal Gurunya. Mereka berkumpul dan bersembunyi dalam ketakutan dan kebingungan. Setelah melihat kebangkitan, mereka diubah dari ketakutan menjadi rasul yang berani dan percaya diri, menjadi penginjil yang mempengaruhi dunia, bersedia mati martir dan bersukacita sebagai utusan Kristus.

Kepada siapakah Saudara mempercayakan hidupmu? Apakah yang engkau percayai mempunyai kuasa kebangkitan? Apakah yang engkau percayai mempunyai kuasa terhadap kematian?

Jika engkau belum mempercayai Yesus, percayakan hidupmu sekarang juga kepada Yesus yang telah bangkit dan mengalahkan kuasa kematian.
Jika engkau mau percaya kepada Yesus, kematian bukan hal yang menakutkan Saudara lagi dan kebangkitan maupun hidup yang kekal akan Saudara terima. Maukah Saudara?

Sumber:
Josh McDowell, The New Evidence that Demands a Verdict, Thomas Nelson Publisher

readmore...

Meraih Berkat Melalui Cara Pandang Yang Benar

Meraih Berkat Melalui Cara Pandang Yang Benar

Bacaan Firman Tuhan: Lukas 23:33-43

“Kata Yesus kepadanya: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus’ ”Lukas 23:43

Yesus disalibkan di tempat yang bernama Tengkorak. Dalam bahasa Latin disebut Kalvari, kalau dalam bahasa Aram disebut Golgota. Bersama Yesus ada juga dua orang penjahat yang disalibkan, yaitu disebelah kiri dan di sebelah kanan Yesus. Kedua penjahat itu telah ikut menghujat Yesus bersama dengan banyak orang yang menonton penyaliban Yesus, yaitu imam-imam kepala, bersama ahli-ahli Taurat dan tua-tua mengolok-ngolok Yesus. Perkataan yang mereka lontarkan pada Yesus, sungguh mengejek dan menghina.

Salah satu dari dua penjahat yang ikut disalibkan bersama dengan Yesus memperoleh berkat keselamatan dari Yesus. Banyak orang yang beranggapan bahwa berakhirlah sudah kehidupan Yesus di kayu salib itu. Yesus diangggap hina, dan tidak punya kuasa lagi. Namun salah satu dari penjahat itu memiliki cara pandang yang benar tentang penyaliban Yesus, sehingga ia memperoleh berkat anugerah keselamatan.
Seperti apakah cara pandang yang benar untuk meraih berkat yang Tuhan sediakan?
Sumber :
readmore...

Sabtu, 07 April 2012

Kesaksian Seorang yg bukan Kristen tentang Penyaliban Yesus Kristus


Kebenaran Dibukakan

Saya seorang pria berusia 27 tahun dari keluarga bukan Kristen. Sejak di bangku SMP, saya mulai tertarik dengan pelajaran agama, khususnya mengenai perbandingan agama. Saya juga aktif dalam kegiatan keagamaan di SMP. Saya menjadi lebih tertarik dengan ilmu perbandingan agama setelah saya nonton film tentang Yesus di TVRI bulan Desember 1988, menjelang Natal.

Saya dahulu tidak percaya dengan semua ajaran Kristen, baik itu Allah Tritunggal, dosa warisan, dan ajaran-ajaran Kristen yang lain, khususnya tentang penyaliban Yesus, yang katanya disalib untuk menebus dosa manusia. Ada beberapa pertanyaan yang janggal mengenai penyaliban Yesus, yaitu:
  1. Benarkah Yesus disalib, sedangkan Ia sendiri adalah Tuhan? Bukanlah Tuhan itu maha perkasa? Mungkinkah Tuhan bisa mati di atas kayu salib?
  2. Menurut ajaran agama saya, yang disalibkan adalah Yudas, karena ia telah mengkhianati Yesus dan Allah telah menolong Yesus naik ke langit. Benarkah Yesus disalib?
Saya mencoba mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut. Suatu kali, saya kembali menonton film Yesus yang disiarkan oleh RCTI pada perayaan Paskah. Setelah menonton film tersebut, saya mengirim surat ke sebuah yayasan penginjilan yang tertera di film tersebut dan mereka mengajak saya berdialog tentang ajaran-ajaran Kristen, baik itu tentang Allah Tritunggal, dosa warisan, dan penyaliban Yesus, kematian-Nya untuk menebus dosa kita. Roh Kudus bekerja dan memberikan saya pengertian tentang pertanyaan-pertanyaan saya.

Yesus bersabda, yang tercantum dalam injil Matius 20:17-19, yang berbunyi:
Ketika Yesus akan pergi ke Yerusalem, Ia memanggil kedua belas murid-Nya tersendiri dan berkata kepada mereka di tengah jalan:
"Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati.
Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan." 

(Baca pula Markus 8:31, Lukas 18:31-34, Yohanes 12:20-36)

Dari keempat Injil tersebut telah menjawab pertanyaan-pertanyaan saya: Mengapa Yesus tidak berdaya waktu disalib? Mengapa Yesus tidak melawan dan diam saja padahal Ia adalah Tuhan? Ini jawabnya: karena Tuhan Yesus, di empat Injil sudah memberitahukan bahwa diri-Nya akan menderita, dan penderitaan Yesus itu untuk menggenapi segala yang telah dinubuatkan Allah melalui para nabi sebagaimana tercantum dalam kitab-kitab Perjanjian Lama.

Jika Tuhan melarikan diri, atau dengan kata lain ditolong oleh Allah naik ke langit dan Allah mengubah wajah Yudas menjadi Yesus, sehingga yang ditangkap dan disalib adalah Yudas, itu sama saja dengan Tuhan yang merusak rencana-Nya sendiri, karena Allah telah menubuatkan melalui para nabi, bahwa Anak Manusia akan menderita dan serahkan kepada orang-orang yang tidak mengenal Allah.
Ini sama dengan orang yang telah membuat sebuah rencana matang, lalu di kemudian hari ia merusaknya sendiri. Allah adalah Allah yang membuat rencana dan rencana-Nya tidak akan dapat digagalkan oleh siapapun dan tidak mungkin diubah oleh-Nya, karena Ia maha yahu. Jika Allah yang telah membuat rencana, dan rencana-Nya kemudian diubah oleh-Nya oleh karena mungkin ada yang kurang baik dari rencana yang telah Ia buat, maka itu menunjukkan bahwa Allah yang demikian adalah Allah yang kurang maha tahu.

Lalu rencana matang apakah dengan kematian Yesus di atas kayu salib? Rencana matang itu adalah:
Kematian Tuhan Yesus di atas kayu salib untuk menebus dosa kita, sebagaimana diterangkan dalam surat Roma 5:
Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.
Juga tertera dalam 1 Korintus 15:3-6. Ini artinya, kematian Tuhan Yesus di atas kayu salib adalah untuk menghapus dan menebus dosa-dosa kita. Ia adalah Tuhan, Juruselamat kita yang perkasa.

Dalam Lukas 18:31-34:
Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu berkata kepada mereka: "Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan segala sesuatu yang ditulis oleh para nabi mengenai Anak Manusia akan digenapi.
Sebab Ia akan diserahkan kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, diolok-olokkan, dihina dan diludahi,
dan mereka menyesah dan membunuh Dia, dan pada hari ketiga Ia akan bangkit."
Akan tetapi mereka sama sekali tidak mengerti semuanya itu; arti perkataan itu tersembunyi bagi mereka dan mereka tidak tahu apa yang dimaksudkan. 


Oleh karena pekerjaan Roh Kudus, maka saya boleh mengerti mengapa Tuhan Yesus harus mati di kayu salib. Itu bukan berarti bahwa Ia tidak mampu menolong diri-Nya sendiri, tetapi setiap dosa harus ada penebusan. Karena Allah adalah Allah Yang Maha Suci, sehingga tidak ada kemungkinan manusia yang sudah jatuh dalam dosa dapat menghampiri Allah. Kita dapat datang menghampiri Allah yang Maha Suci, apabila diri kita juga suci. Dan yang menyucikan kita adalah darah Yesus. Darah melambangkan hidup, oleh karena itu dalam Perjanjian Lama ada darah binatang yang dialirkan untuk berdamai dengan Allah dan penggenapannya adalah Darah Anak Allah sendiri, yaitu Yesus yang dialirkan untuk menebus dosa kita.

Dalam Matius 27:1-5, dijelaskan mengenai penyesalan Yudas yang telah menjual Yesus, bahwa ia mati bunuh diri. Ia menyesal, tetapi tidak bertobat. Sedangkan Petrus, yang telah menyangkal Yesus, menyesal dan bertobat. Kematian Yudas pun tertera dalam surat Kisah Para Rasul 1:18.

Oleh karena pengertian yang telah diberikan, maka saya bertobat dan menerima Yesus yang adalah Tuhan, Juruselamat, dan Raja.

Ada satu keinginan saya setelah bertobat, bahwa saya ingin memberitakan kabar baik tentang Tuhan Yesus yang telah mati untuk menebus dosa dan telah bangkit dari kematian dan menang atas dosa. Saya terus mendalami akan iman Kristen dengan pemahaman teologia yang benar.

Mengenai kesaksian ini yang dititikberatkan pada kematian Tuhan Yesus di atas kayu salib adalah semata-mata untuk membuat kita paham mengenai rahasia yang telah Allah berikan kepada kita. Sebenarnya saya juga ingin mengulas tentang Allah Tritunggal, dosa warisan, namun biarlah tentang keduanya itu akan saya buat dalam bentuk buku.

Semua kesaksian mengenai iman saya kepada Kristus  ini saya tulis  bukan karena paksaan, tekanan, ataupun iming-iming, tetapi oleh karena kemurahan Tuhan yang rela memberikannya kepada saya ketika pencarian kebenaran selama 12 tahun.

Semoga kesaksian ini boleh menjadi berkat dan sebelum mengakhirinya saya ingin mengutip surat Roma 10:9:
Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan

Tuhan Memberkati. AMIN

Jakarta, Desember 2002

Budi S
Sumber :

readmore...